Ilham Ferliansyah

Laki-laki, 17 July 1997

Bandar Lampung, Indonesia

Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.
::
Start
Ilham Ferliansyah
Shutdown

Navbar3

Senin, 28 Agustus 2017

Makalah Kewirausahaan bab 6 Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan



MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
“KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ”
























KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kepemimpinan dan Pengambilan keputusan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
 Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
   
                                                                                      Bandar Lampung, 1 april 2016


        Penyusun



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR              ....................................................................................................i
DAFTAR ISI                            ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG       ..........................................................................................1
1.2  RUMUSAN MASALAH    ..........................................................................................2
1.3  TUJUAN                           ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI KEPEMIMPINAN .......................................................................................3
2.2 TEORI KARAKTER          ..........................................................................................4
2.3 UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN ...........................................................................5
2.4 KETERAMPILAN MEMIMPIN     .............................................................................6
2.5 PERBEDAAN KEKUASAAN DENGAN KEPEMIMPINAN ....................................7
2.6 KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ..................................7-8
2.7 KUNCI EFEKTIF KEPEMIMPINAN ..........................................................................8
2.8 PENGARUH PERILAKU DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN .......................8-9
2.9 SIFAT-SIFAT YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN ...........................9-11
2.10 DELAPAN WATAK PEMIMPIN JAWA .................................................................11-14
2.11 LANGKAH-LANGKAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN .....................14-17
2.12 KRITERIA SEORANG PEMIMPIN .........................................................................17
2.13 EFFECTIVE LEADERSHIP ......................................................................................18
2.14 MENGAPA BANYAK PEMIMPIN GAGAL MEMIMPIN ....................................19
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................20
3.2 SARAN .........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) ( Siagian, 1980)
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.





1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang di maksud dengan kepemimpinan?
2.      Apa saja teori karakter kepemimpinan?
3.      Apa saj unsur-unsur kepemimpinan?
4.      Apa saja keterampilan kepemimpinan.?
5.      Bagaimana langkah-langkah pengambilan keputusan?


1.3  Tujuan
1. Menjelaskan definisi kepemimpinan
2. Menjelaskan teori karakter
3. Menjelaskan unsur-unsur kepemimpinan
4. Menjelaskan ketermpilan kepemimpinan
5. Menjelaskan perbedaan kekuasaan (power) dengan kepemimpinan
6. Menjelaskan peranan kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
7. Mengetahui kunci efektivitas kepemimpinan
8.  Menjelaskan pengaruh perilaku terhadap pengambilan keputusan
9. memaparkan sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin
10. menjelaskan delapan watak pemimpin jawa (astabrata)
11. menjelaskan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
12. Mengetahui kriteria seorang pemimpin
13. Menjelaskan tentang effective leadership
14. Menjelaskan mengapa banyak pemimpin yang gagal memimpin.









BAB II
                                                   
                                                       PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain atau sekelompok orang ke arah tercapainya suatu tujuan organisasi yang telah disepakati bersama sebelumnya. Menurut Stephen P.Robbins (2001), seorang pemimpin harus menguasai teori karakter kepemimpinan, yaitu terori-teori yang berkaitan dengan (1) mencari karakter kepribadian, (2) sosial, (3) fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin dari bukan pemimpin.
Unsur-unsur penting kewiraswastaan/berkewirausahaan, antara lain adalah sikap mental, kepemimpinan, manajemen, dan keterampilan. Kepemimpinan adalah salah satu unsur penting dalam berwirausaha. Kepemimpinan yang buruk dapat membuat perusahaan bangkrut. Banyak pemimin yang bersikap dan bermental juragan dimana anak buah dipandang sebagai faktor produksi bukan sebagai aset. Jika anak buah dianggap sebagai faktor produksi, maka berarti harus dieksploitasi tanpa diberikan balas jasa yang memadai, suka dan tidak suka menjadi model dalam kepemimpinan. Bahkan, seringkali anak buah dianggap tidak perlu dimanusiakan dan sering diancam dengan ungkapan “jika tidak suka silahkan angkat kaki”. Kepemimpinan yang baik bisa dicontoh dari negeri Jepang. Anak buah senantiasa dianggap sebagai aset perusahaan sehingga di Jepang prinsipnya bekerja adalah seumur hidup. Penghargaan terhadap tenaga kerja luar biasa sehingga pekerja atau anak buah juga akan memberikan tenaga dan pikirannya sepenuh hati karena anak buah tidak pernah diremehkan dan tidak dipandang sebagai faktor produksi. Anak buah dipandang sebagai rekan kerja yang sama tingkatannya dan sebagai aset yang tidak ternilai serta sebagai makhluk mulia yang harus dihargai dan dijunjung tinggi perikemanusiannya.
Kepemimpinan dan manajemen adalah dua istilah yang sering rancu. Apa perbedaan diantara keduanya? John Kottler dari Harvard Business School berpendapat bahwa manajemen menyngkut hal mengatasi kerumitan. Manajemen yang baik akan menghasilkan tata tertib dan konsistensi dengan (1) menyusun rencana-rencana formal, (2) merancang struktur organisasi yang ketat, dan (3) memantau hasil melalui perbandingan dengan rencana. Kepemimpinan menyangkut hal mengatasi perubahan. Pemimpin  menetapkan arah dengan (1) mengembangkan suatu visi terhadap masa depan , (2) menyatukan orang dengan mengomunikasikan visi tersebut, (3) mengihlami mereka untuk mengatasi rintangan-rintangan.
2.2 TEORI KARAKTER
Ketika Margareth Thatcher menjadi perdana menteri Inggris, ia selalu dipilih karena kepemimpinannya. Ia digambarkan sebagai sosok pemimpin wanita yang berkarakter dengan ciri-ciri: (1) Percaya diri, (2)bertekad baja, (3) penuh tekad, (4) seorang pemimpin yang tegas, bila sesuatu dikatakan benar ya memang benar dan bila salah ya harus di bilang salah alias tidak plintat-plintut (plin-plan), (5) karismatik, (6) antusius, dan (7) pemberani.
Istilah-istilah tersebut menggambarkan pemimpin yang memegang atau memiliki karakter (traits) dan para pendukung Thatcher ketika itu tidak sadar bahwa dengan menggambarkannya dalam istilah semacam itu, mereka secara tidak sadar telah menjadi pendukung teori karakter contoh-contoh pemimpin yang berkarakter selain Margareth Thatcher adalah (1) Nelson Mandela (Afrika Selatan), (2) Richard Bronson (CEO Virin GROUP), (3) Steve Jobs (pendiri apple), (4) Todd Whitman (Gubernur New Jersey), (5) KenChenault (diretur utama American Express), (6) Mahattir Muhammad (PM Malaysia), dan Ir. Soekarno (presiden RI pertama).
Enam karakter yang cenderung membedakan antara pemimpin dengan bukan pemimpin. Menurut Stephen P.Robbins (2001), yaitu (1) ambisi dan energi, (2) hasrat untuk memimpin, (3) kejujurn dan integritas, (4) percaya diri, (5) kecerdasan, (6) pengetahuan yang relevan dengan pekerjaannya. Kepemimpinan yang dimaksud disini adalah nilai atau kualitas , bukan pengetahuan tentang sumber daya manusia. Pemimpin adalah orang yang menunjukkan arah, keputusannya mantap, dan disadari oleh keyakinan diri disertai data yang akurat.
Sepak terjang seorang pemimpin selalu khas dan tidak lazim atau “tampil beda”. Banyak bisnis yang didirikan mengalami kegagalan dan hanya 30 persen yang berhasil. Mengapa? Penyebab utamanya adalah lemahnya kepemimpinan atau pemimpinnya yang gagal!
2.3 UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN
Faktor-faktor yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain sebagai berikut.
1.      Kepemimpinan melibatkan orang lain/bawahan
Seorang pemimpin harus dapat merangkul dan menghargai seluruh bawahannya.
2.      Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan
Pendelegasian kekuasaan atau distribusi kekuasaan dari pemimpin kepada anak buah sesuai dengan tingkatannya sangat mtlak diperlukan jika seorang pemimpin ingin menjalankan fungsinya dengan efektif dan efisien.
3.      Kepemimpinan menyangkut penamaan pengaruh dalam rangka mengarahkan bawahan
Penamaan pengaruh dari pemimpin kepada anak buah akan tercapai apabila seorang pemimpin mampu memberikan contoh-contoh tindakan yang terpuji. Misalnya, memberikan contoh disiplin, seorang pemimpin harus datang lebih awal dalam setiap kesempatan, mulai dari lebih awal masuk kantor, lebih awal untuk masuk dalam suatu rapat, atau acara-acara resmi maupun tidak resmi (formal dan nonformal). Dengan disiplin pada acara penting itu, biasanya anak buah akan segan dan meneladaninya.                                                          

2.4 KETERAMPILAN MEMIMPIN
Keterampilan yang harus dimiliki seseorang dalam memimpin adalah sebagai berikut.
1.      Technical Skills
Kemampuan untuk melakukan dan atau memahami pekerjaan-pekerjaan yang bersifat operasional atau teknis pekerjaan, terutama pegawai baru.
2.      Human Skills
Kemampuan bekerjasama dengan para bawahan dan membangun tim kerja dengan pendekatan kepada kemanusiaan. Seorang pemimpin harus belajar bagaimana melakukan pendekatan kepada anak buah, sehingga pada saat memberikan perintah kepada bawahan, bawahan tidak merasa diperintah.
3.      Conceptual Skills
Kemampuan untuk menyusun konsep atau berpikir dan mengungkapkan pemikirannya. Seorang pemimpin adalah pemegang perubahan sehingga harus memiliki konsep atau minimal mampu merumuskan misi, visi, strategi, serta program unggulan yang jelas dan dapat dipahami oleh seluruh bawahannya.








2.5 PERBEDAAN KEKUASAAN (POWER) DENGAN KEPEMIMPINAN
Kekuasaan (power) adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain, sehingga orang yang memahami, mempertanggungjawabkan dan mampu berpegang pada kekuasaannya dia akan menjadi pemimpin yang cerdas dan tegas.
1.      Coercive power (kekuasaan memaksa). Dengan kekuasaan memaksanya, maka seorang pemimpin mampu memerintah setiap anak buahnya dengan efektif.
2.      Reward power (kekuasaan penghargaan). Dengan berbagai penghargaan yang diberikan kepada anak buahnya, maka kekuasaan dapat dijalankan oleh pemimpin dan didukung oleh anak buahnya.
3.      Legitimate power (kekuasaan sah). Seorang pemimpin diterima secara legalitas atau sah sehingga ia memiliki kekuasaan. Contohnya, presiden RI terpilih secara langsung oleh 60 persen rakyat pemilih atau dapat menjalankan kekuasaan secara legal karena memperoleh suara di atas 50 persen plus satu.
4.      Expert power (kekuasaan ahli). Dengan keahlian atau spesialisasinya, misalnya seorang profesor, maka kekuasaannya bisa bisa diterima, disalurkan, dan dijalankan oleh anak buahnya dengan baik.
5.      Referent power (kekuasaan referensi). Dengan adanya referensi seseorang  misalnya dari raja, maka yang bersangkutan memiliki kekuasaan untuk memerintah.

2.6 KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan adalah pemilihan dua alternatif atau lebih. Pengambilan keputusan perlaku dilakukan karena adanya perbedaan antara harapan/tujuan dengan hasil yang dicapai. Salah satu model pengambilan keputusan adalah The Optimizing Model pengambilan keputusan yang menguraikan bagaimana individu seharusnya berperilaku untuk mencapai hasil atau keluaran yang maksimal.
2.7 KUNCI EFEKTIF KEPEMIMPINAN
Faktor situasional utama (kunci) yang menentukan keefektifan suatu kepemimpinan menurut fiedler dalam bukunya (Stephen P.Robbins, 2001), adalah sebagai berikut.
1.      Hubungan Pemimpin-Anggota
Hubungan yang berkaitan dengan: tingkat keyakinan, kepercayaan, dan respek bawahan terhadap pemimpin mereka.
2.      Struktur Tugas
Tingkat penugasan pekerjaan yang diprosuderkan (yakni terstruktur dan atau tidak terstruktur).
3.      Kekuasaan Jabatan
Tingkat pengaruh yang dimiliki seorang pemimpin yang berkaitan dengan variabel kekuasaan, seperti mempekerjakan bawahan, mencatat bawahan, mendisiplinkan bawahan, mempromosikan bawahan, dan menaikkan gaji bawahannya.

2.8 PENGARUH PERILAKU TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ada empat faktor perilaku individu yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut.
1.      Nilai-nilai
Nilai-nilai dianggap sebagai pedoman jika seseorang menghadapi situasi di mana harus dilakukan suatu pilihan.
2.      Kepribadian
Aspek kepribadian meliputi sikap, kepercayaan dan kebutuhan individu.
3.      Kecenderungan Mengambil Risiko
Ada yang berani dalam mengambil risiko, ada yang di tengah-tengah dan ada yang penuh pertimbangan/kurang berani ambil risiko.
4.      Disonasi Kognitif
Adanya rasa cemas pada pengambilan keputusan terhadap akibat dari keputusan yang diambilnya.

2.9 SIFAT-SIFAT YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN
1. Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin menurut Andy Undap (1983) adalah sebagai berikut.
1.      Pendidikan umum yang luas, dengan pendidikan umum yang luas, maka akan mudah memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
2.      Kematangan mental, dengan kematangan mental, seorang pemimpin akan dapat mengendalikan emosinya dalam setiap tindakannya.
3.      Sifat ingin tahu, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
4.      Kemampuan analistis, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan cepat dan cermat dalam mengambil keputusan.
5.      Daya ingat kuat, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan konsisten dalam mengatasi segala macam permasalahan .
6.      Integratif/integritas (terpadu), dengan sifat ini, seorang pemimpin akan mendekati suatu pemecahan masalah dengan berbagai pendekatan secara terpadu.
7.      Keterampilan komunikasi, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan disukai oleh anak buah dan mudah membentuk jaringan dalam bisnis.
8.      Keterampilan mendidik, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan meningkatkan kematangan anak buah atau akan mendewasakan dan memberikan bekal pengetahuan kepada anak buahnya.
9.      Rasional objektif, dengan sifat ini, seorang pemimpin objektif dalam mengatasi berbagai masalah dan objektif dalam menilai anak buahnya.
10.  Manajemen waktu, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan mengatur jadwal atau waktunya secara efisien.
11.  Berani mengambil risiko, dengan sifat ini, seorang pemimpin tidak akan ragu dalam mengambil keputusan yang strategis, tentunya dengan penuh pertimbangan dan tetap menekankan pada risiko kecil dengan keuntungan (benefit) besar.
12.  Ada naluri prioritas, dengan sifat ini, seorang pemimpin dapat melakukan pekerjaannya /menjadwalkan pekerjaan sesuai prioritasn tidak sekadar memprioritaskan jadwal.
13.  Efisien dalam bertindak, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan selalu penuh perhitungan dalam melakukan aktivitas yang bertujuan agar efisien dalam segala bentuk aktivitasnya.
14.  Haus informasi, dengan sifat ini, seorang pemimpin tidak akan ketinggalan informasi atau selalu up-to-date dalam pengumpulan informasi dan atau data untuk mendukung pengambilan keputusan.
2. Sifat-sifat seorang pemimpin menurut Kartini Kartono (1983) adalah sebagai berikut.
1.      Tipe karismatik. Seseorang yang memiliki daya tarik atau karisma yang luar biasa, contohnya Ir. Soekarno.
2.      Tipe paternalistis. Seperti seorang bapak, menganggap anak buah adalah anaknya sehingga bawahan kurang diberi kesempatan.
3.      Tipe militeristis, sistem pemimpin yang lebih cenderung memerintah atau sebagai pemberi komando terhadap anak buahnya.
4.      Tipe otokratis. Kekuasaan dan paksaan dalam memerintah anak bahnya.
5.      Tipe laissez faire,. Pemimpin membiarkan bawahannya bekerja semuanya sepanjang tujuan perusahaanatau organisasi dapat tercapai.
6.      Tipe populis. Pemimpin rakyat, berpegang pada nilai-nilai tradisional.
7.      Tipe administratif. Seorang pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administratif secara efektif.
8.      Tipe demokratis. Seorang pemimpin yang menekankan tanggung jawb dan kerja sama terhadap anak buahnya. Setiap pendapat dari bawahannya selalu diakomodasi atau diterima dan dijadikan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan walau sekecil apapun.
2.10 DELAPAN WATAK PEMIMPIN JAWA (ASTABRATA)
Tugas mulia pemimpin, yang utama adalah menciptakan kehidupan yang harmonis antara manusia, alam atau lingkungan, dan Tuhan. Pemimpin yang baik adalah seseorang yang mampu menerjemahkan nilai-nilai keadian dalam praktik kehidupa nyata sehari-sehari. Orang-orang yang dipimpin harus mendapatkan rasa adil dan meningkatkan rasa kesejahteraan lahir dan batinnya dari waktu kewaktu.
Seorang pemimpin harus memiliki delapan watak pemimpin Jawa (Astabrata), yakni sebagai berikut.
1.      Bumi (lemah)
Watak bumi mengandung bahwaseorang pemimpin harus memiliki watak mampu mendorong dirinya untuk selalu memberikan manfaat/berguna bagi sesama. Analog bahwa bumi merupakan tempat untuk tumbuh berbagai tanaman yang berubah dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia yang berada di sekitarnya. Khusunya, berguna bagi yang dipimpinnya dan lebih luas lagi, berguna bagi nusa, bangsa, negara, dan agama bahkan bagi masyarakat dunia.
2.      Api (geni)
Watak api mengandung makna bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat api. Api adalah energi, bukan materi. Api kecil maupun besar sangat bermanfaat, namun api sanggup membakar materi, apa saja menjadi musnah. Api juga bisa mematangkan apa saja. Api dalam konteks pengertian yang tidak destruktif tau merusak, tetapi pemimpin harus memiliki sifat konstruktif atau penuh energi untung mematangkan/mendewasakan/membangun yang dipimpinnya. Semangat berapi-api konstruktif yang harus dimiliki pemimpin antara lain memiliki kesanggupan atau keberanian untuk membakar atau melenyapkan berbagai hal yang menghambat dinamika kehidupan. Misalnya, sifat angkara murka, korup, rakus, keji, bengis, menipu, dengki, srei, dn sejenisnya.
3.      Air (banyu)
Watak air mengandung makna bahwa seorang pemimpin sharus selalu mengalir dinamis. Memiliki watak rendah hati, andhap asor, dan santun dalam ucapan serta tindakannya. Sifat mengalir juga diartikan bahwa pemimpin mampu mendistribusikan atau mendelegasikan kekuasaannya agar tidak menumpuk atau menggumapl sehingga merangsang untuk korupsi. Selain itu, seperti sifat air, pemimpin harus selalu menunjukkan permukaan yang rata atau datar. Pemimpin harus adil dalam menjalankan kebijakan dan arif bijaksana (memiliki sifat arif) terkait dengan hajat hidup orang yang dipimpinnya atau anak buahnya.
4.      Angin (bayu)
Watak angin atau udara mengandung makna bahwa seorang pemimpin memiliki watak untuk meberikan hak hidup kepada sesama atau masyarakat. Hak hidup antara lain meliputi hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak (sandang, pangan, papan, kesehatan, dan kesejahteraan), mengembangkan diri, mendapatkan sumber kehidupan (pekerjaan, berpendapat, dan bererikat atau demokratis), dan mengembangkan kebudayaan ataupun membangun budaya kerja serta mengedepankan demokrasi.
5.      Angkasa (langit)
Watak angkasa atau langit mengandung makna bahwa seorang pemimpin harus memiliki pandangan yang luas tanpa batas, bagaikan angkasa luas. Mampu memberi pandangan atau mendidik bagi anak buah atau orang yang dipimpinnya, menjadi juru penerang/pengajar/guru, sekaligus menjadi sumber pengetahuan atau pemberi inspirasi kepada yang dipmpinnya atau sumber informasi bagi masyarakat secara keseluruhan, seperti sifat angkasa yang terbatas. Memiliki watak langit artinya keluasan atau kelapangan hati, perasaan, dan pikiran dalam menghadapi berbagai persoalan perusahaan, organisai, koperasi atau lebih luas lagi, persoalan bangsa dan negara, bahkan masalah dunia. Pandangannya tidak boleh sempit, emosional, tempramental, atau gegabah. Sabar dan bening atau jernih dalam memberikan pelayanan kepada yang dipimpinnya atau masyarakat. Inti atau substansi pemimpin adalah pelayan? Pemimpin jangan berwatak juragan. Yang dimaksud dengan watak juragan adalah pemimpin cenderung bertindak sebagai penguasa yang serba minta dilayani, selalu menguasai pihak yang dipimpin, memaksakan kehendaknya tanpa menerima pendapat orang lain, dan selalu egois yang biasanya mengarah otoriter.
6.      Matahari (surya)
Watak matahari mengandung makna bahwa seorang pemimpin harus mampu menjadikan penerang kehidupan sekaligus menjadi sumber energi atau pemberi energi kepada yang dipimpinnya atau sebagai sumber energi bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhn. Seperti sifat matahari yang menerangi seluruh alam semesta, dari planet besar sampai yang kecil, yang berarti mengayomi si kaya dan si miskin tanpa pandang bulu.
7.      Bulan (candra)
Wata bulan menganduung makna bahwa seorang pemimpin sebagaimana bulan yang memiliki watak kelembutan dan menentramkan. Pemimpin yang bijak selalu memberikan rasa tentram dan menjadi sinar terang dan lembut meskipun dalam suasana kegelapan. Pemimpin harus mampu memimpin dengan berbagai kearifan sekaligus seorang visioner (memiliki pandangan jauh kedepan), bukan memimpin dengan gaya seorang tiran (otoriter) yang berpikiran dangkal dan picik serta maunya menang sendiri.
8.      Bintang (kartika)
Watak bintang mengandung makna bahwa seorang pemimpin bagaikan seorang bintang yang harus dapat menjadi kompas atau panduan bagi para musafir dan nelayan. Seorang pemimpin harus mampu menjadi orientasi (panutan) sekaligus mampu menyelami perasaan yang dipimpinnya atau mampu memahami perasaan masyarakat yang dipimpinnya.

Jika seorang pemimpin senantiasa berpedoman dan berperinsipuntuk senantiasa menjalankan kedelapan watak astabrata ini, niscaya organisasinya akan berjalan dengan smooth karena keharmonisan antara alam san semesta selalu diupayakannya. Perlu ditegaskan kembali bahwa tugas mulia seorang pemimpin, yang paling utama adalah menciptakan kehidupan yang harmonis antara manusia, alam semesta, beserta lingkungan, dan Tuhan. Pemimpin yang baik adalah seseorang yang mampu menerjemahkan nilai-nilai keadilan dalam praktik kehidupan nyata sehari-hari sehingga kesejahteraan umat bisa diciptakan, , tidak sekadar menjadi wacaan. Seorang pemimpin harus mampu menjadi penyalur berkat dan rahmat bagi bagi orang lain. Tidak elok jika seorang pemimpin hanya egois dan menyimpan rahmat serta berkat hanya untuk dirinya sendiri dan atau keluarganya. Orang-orang yang dipimpin harus merasakan keadilan,dan peningkatan kesejahteraan, baik lahir maupun batin dari waktu ke waktu.
2.11 LANGKAH-LANGKAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.
1.      Menentukan perlunya pengambilan keputusan.
2.      Mengidentifikasi pembobotan terhadap keputusan.
3.      Mengalokasi pembobotan terhadap kriteria.
4.      Mengembangkan alternatif.
5.      Memilih alternatif terbaik
Langkah-langkah tersebut tentunya tidak mutlak berurutan, melainkan harus disesuaikan dengan bobot keputusan yang akan diambilnya. Seringkali hal-hal khusus harus dimasukkan di dalamnya, antara lain menyangkut asumsi-asumsi yang harus dirumuskan agar alternatif-alternatif dapat lebiih banyak dimunculkan. Dengan alternatif yang relatif lebih banyak, kemungkinan yang dievaluasi semakin banyak pula. Pada akhirnya, keputusan dapat diambil berdasarkan berbagai alternatif yang muncul.
Hal lain yang tidak kalah penting dalam pengambilan suatu keputusan adalah adanyaperubahan yang begitu cepat, sehingga seringkali begitu keputusan dijalankan terasa sudah ketinggalan, padahal keputusan baru saja dijalankan.
1. Waktu komoditas berharga
 
     
      2. kompetisi
 
Paradigma baru dalam penggambilan keputusan akibat perubahan, menurut Samuel H. Tirtamihardja (2003), dalam bukunya “pemimpin adalah pemimpi (leaders are dreamers)” digambarkan sebagai berikut.
                 
                                                                                         


 








Gambar 3.11 pertimbangan dalam mengambil keputusan


Kelima unsur dalam 3.11 akan memberi kekuatan untuk mengambil keputusan yang diakibatkan oleh adanya perubahan yang harus dihadapi pada masa kini. Memang ada ketakutan dalam setiap pengambilan keputusan, tetapi bertindaklah. Jika tidak bertindak , maka akan lebih rugi daripada bila tidak bertindak sama sekali. Unsur-unsur tersebut dapat diringkas sebagai berikut.
1.      Waktu merupakan komoditas yang sangat berharga
Waktu sebagai komoditas yang paling berharga dan mahal yang ada di dunia, bahkan dibandingkan dengan uang sekalipun. Waktu sangat mahal dan tidak dapat diputar balik. Sebaiknya pemimpin tidak menyiakan-niakan waktu karena peluang hanya datang sekejap waktu dan tidak akan datang untuk kedua kalinya. Kalau peluangnya tidak dimanfaatkan, maka sesuatu yang berharga akan hilang dari tangan Anda. Dalam waktu tingkat, kita dapat mengirimkan miliaran email melalui dunia maya atau internet. Jadi, waktu adalah komoditas yang sangat berharga. Pada setiap pengambilan keputusan, semuanya menyangkut waktu semua jadwal (scheduling) yang baik akan mendapat manfaat yang lebih besar. Di dunia yang cepet berubah, orang yang lambat dalam mengambil keputusan adalah orang yang kalah.
2.      Kompetisi
Persaingan di masa depan adalah ilmu lawan ilmu, bukan uang lawan uang. Untuk memenangkan persaingan di masa kini, kuncinya adalah “how to make our people learn better and faster than our competitor”, kata T. P. Rachmat, Presiden Komisaris PT Astra Internasional. Anak buah kita harus belajar dengan lebih baik dan cepat dibandingkan para pesaing kita. Kompetisi juga membuat orang harus lebih kreatif dalam menerima perubahan yang sangat cepat sekarang ini. Hukum Moore meyatakan bahwa penemuan baru dalam teknologi bersifat kuadratis dan bukan bersifat linier.
3.      Pemanfataan informasi dan teknologi
Dalam dunia yang serba cepat ini kita harus memanfaatkan informasi dan teknologi yang tumbuh dengan cepat. Information is power. Kita tidak boleh gagap teknologi (Iptek). Meskipun kemajuan ekonomi tidak merata, namun itu tidak menjadi alasan untuk tidak menguasai teknologi. Kompetisi dimasa kini adalah teknologi lawan teknologi. Jelaslah bahwa perusahaan yang menguasai teknologi dan informasi akan competitive edge yang lebih tinggi. Dunia saat ini terus berubah dengan sangat cepat. Berbagai temuan ilmiah dan teknologi terjadi hampir setiap hari. Untuk dapat bertahan terhadap perubahan yang ada, pengetahuan yang kita miliki harus meningkat. Peningkatan internet dan e-commerce dan juga pemakaian server dan networking yang canggih akan sangat mengubah dunia ini.
4.      Kretivitas
Informasi kini terjadi di mana-mana dan dapat diperoleh melalui media internet, televisi, buku, dan surat kabar (baik cetak maupun elektronik). Namun, perlu keahlian untuk mengompilasi dan menganalisis informasi yang kita terima kemudian berfikir kreatif bukan reaktif. Kreativitas sangat dituntut untuk memenangkan kompetesi zaman sekarang ini. Foster dan kaplan (2001) berkata: “semua elemen yang terdapat pada inovasi adalah kreavitas. Hanya dengan mengerti akan kreativitas, orang dapat berjuang untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan kinerja kita”. Dengan bantuan imajinasi, kita juga dapat mengubah informasi yang samar-samar menjadi strategi melawan kompetitor kita dan kreativitas menjadi sangat penting dalam merundingkan dan menyelesaikan permasalahan yang ada.
5.      Belajar terus-menerus
Bill Gates dalam bukunya The Road Ahead, sangat menekankan proses belajar terus menerus. Dalam dunia yang terus berubah, pendidikan adalah modal utama sesorang agar ia dapat beradaptasi terhadap perubahan. Menurut Bill Gates, alangkah baiknya jika setiap orang mendapatkan pendidikan adalah formal yang baik kemudian tetap terus belajar. Mikrosoft adalah suatu contoh organisasi yang terus beradaptasi dengan perubahan sesuai tantangan zaman. Mula-mula ia menciptakan peranti lunak (software) berbasis windows kemudian ia masuk ke dalam bisnis network. Ia terus melayani pasar yang berubah agar stay a head in competition and not becoming of follower. Mikrosoft ingin selalu menjadi yang terdepan, bukan menjadi pengikut.

2.12 KRITERIA SEORANG PEMIMPIN
Burt Nanus (leaders The Strategies for Taking Change, 2001)yang dikutip dalam tulisan P.Ari Subagyo menyebutkan dua belas kriteria pemimpin, yaitu:
1.      Menginovasi
2.      Melakukan yang orisinil
3.      Mengembangkan
4.      Mengihlami
5.      Memancarkan karisma
6.      Berperspektif luas
7.      Berpikir jangka panjang
8.      Bertanya apa dan mengapa
9.      Menyukai tantangan dan perubahan
10.  Menjadi diri sendiri
11.  Menciptakan anak tangga dan meletakkan di tempat yang benar
12.  Mengerjakan hal-hal yang tepat



2.13 EFFECTIVE LEADERSHIP
Seorang pemimpin yang efektif sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi atau usaha. Menurut Samuel H. Tirtamihardja (2003) dalam bukunya pemimpin adalah pemimpi (leaders are Dreamers), seorang pemimpin yang efektif akan melakukan hal-hal berikut ini.
1.      Menciptakan sebuah visi yang sesuai untuk organisasinya
Visi yang sesuai akan memberi arah ke mana organisasi akan di bawa. Visi perlu sesuai dengan tujuan didirikannya organisasi atau badan usaha tersebut.
2.      Memperkuat dan mendorong semua lapisan organisasinya
Analog dengan mendorong mobil mogok, bila seluruh tenaga atau orang dikerahkan untuk mendorong kearah yang sama, maka mobil mogok itu dapat berjalan kembali. Namun, bila didorong oleh mereka ke arah yang saling berlawanan satu dengan yang lain, maka mobil itu akan diam di tempat. Implikasinya dalam dunia usaha adalah pemimpin akan gagal bila tidak didorong oleh setiap orang ke arah yang ditentukannya.
3.      Menciptakan suasana perasaan tim untuk merasakan mana yang terpenting
Apa yang menjadi prioritas akan mendapat tempat utama agar kita tidak membuang energi, sumber daya, dan dana yang ada.
4.      Membentuk kerja sama tim yang baik
Kerja sama tim adalah suatu kekuatan yang luar biasa. Melalui kerja sama, hasil yang diperoleh akan berlipat ganda.
5.      Mengomunikasikan visi kepada seluruh lapisan organisasi
Tidak ada satu mesin penggerak pun yang perkasa, yang dapat menggerakkan suatu organisasi menuju kesempurnaan dan kesuksesan jangka panjang daripada memiliki suatu visi masa depan yang menarik, brharga, dan dapat dicapai yang dibagikan kepada seluruh jajaran.
6.      Menciptakan suatu momen yang tepat (magic moment)
Pemimpin yang efektif akan menciptakan dan mempergunakan suatu momen yang tepat untuk membuat perubahan yang dibutuhkan oleh organisasi.
7.      Menciptakan sikap yang baru dalam perilaku organisasi
Sikap yang berpusat pada satu tujuan, yakni sikap yang fokus akan membuat suatu organisasi suatu organisasi atau usaha maju pesat. Jadi, fokus itu penting.
2.14 MENGAPA BANYAK PPEMIMPIN YANG GAGAL PEMIMPIN?
Kegagalan sebuah usaha, sering kali karena pemilik perusahaan tidak mampu memimpin anak buahnya dengan baik. Mengapa banyak pemimpin yang gagal memimpin? Menurut David L. Dotlich, peter C. Cain , dan Jossey Bass (2003) dalam tulisan Why CEO’s Fail yang dimuat di korean suara pembaharuan, 23 oktober 2003, pada samuel H. Tirtamihardja (2003), dalam bukunya pemimpinya adalah pemimpi, ada sebelas penyebab utama pemimpin mengalami kegagalan dalam memimpin, yaitu:
1.      Arogansi (Arrogance)
Pemimpin merasa dirinya paling superior dan paling benar, sehingga yang lain (anak buah) dianggapnya salah semua. (secara harfiah artinya pemimpin yang congkak, sombong, angkuh, dan keras kepala).
2.      Melograma (melogram). Pemimpin selalu ingin menjadi pusat perhatian.
3.      Mudah berubah pendiriannya (volatility). Pemimpin sulit di teebak, bersikap sesuai situasi (sikapnya selalu berubah setiap saat/situasi).
4.      Hati-hati yang berlebihan (exessive caution). Pemimpin takut atau memiliki keraguan yang berlebihan dalam menga,bil suatu keputusan /kebijakan.
5.      Kebiasaan berupa ketidakpercayaan (Habitual Distrust). Pemimpin selalu bersikap penuh curiga dan tidak percaya kepada setiap orang (anak buahnya).
6.      Menjauhkan diri dari orang lain (Aloofness). Pemimpin sulit dihubungi (cenderung tertutup) dan sulit berkomunikasi dengan orang lain (menjaga jarak, terutama dengan para anak buahnya) yang berbeda pendapat atau pernah mengecewakannya.
7.      Kejahatan-kenakalan (mischievousness). Peraturan atau sistem dibuat dan ditetapkan untuk di langgar (oleh anak buah dan dirinya sendiri) tanpa adanya tindakan yang tegas.
8.      Keanehan-kesintingan (eccentricity). Pemimpin selalu ingin tampil berbeda sehingga kdang kala dianggap aneh/nyeleneh oleh orang lain.
9.      Berdaya tahan pasif (passive resistance). Pemimpn tidak yakin dengan apa yang dikatakan dan atau apa yang telah diucapkan harus dipertahankan.
10.  Perfeksionisme atau terlalu ingin segalanya sempurna (perfecsionism). Pemimpin menganggap kebanyakan atau mayoritas tindakan anak buahnya salah, hanya sedikit yang dianggap nya benar. Ia selalu mencari kambing hitam bil terjadi kesalahan, meskipun kesalahannya sebenarnya adalah kesalahan yang dilakukan oleh dirinya sendiri.
11.  Hasrat-keinginan untuk menyenngkan hatinya sendiri (eagerness to please). Pemimpin mengejar popularitas semata dalam setiap situasi.


BAB III
PENUTUP
3.1   KESIMPULAN
Pemimpin adalah seseorang yang melaksanakan beberapa hal yang benar atau sering disebut “people who do the right thing”. Sementara manajer adalah seseorang yang harus melaksanakan sesuatu secara benar atau disebut “people who do things right”. Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.

3.2  SARAN
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kami sangat membutuhkan saran agar makalah kami akan lebih baik lagi dari sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Leonardus saiman. 2012. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Alma, Buchari. 2005. Kewirausahaan: Panduan Perkuliahan. Bandung: Alfabeta.
Alma, Buchari. 2005. Kewirausahaan: untuk mahasiswa dan umum. Bandung: Alfabeta.


0 komentar: