MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
“KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ”
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Kepemimpinan dan Pengambilan keputusan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Bandar Lampung, 1 april 2016
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Bandar Lampung, 1 april 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG ..........................................................................................1
1.2 RUMUSAN
MASALAH ..........................................................................................2
1.3 TUJUAN ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI KEPEMIMPINAN .......................................................................................3
2.2 TEORI KARAKTER ..........................................................................................4
2.3 UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN
...........................................................................5
2.4 KETERAMPILAN MEMIMPIN .............................................................................6
2.5 PERBEDAAN KEKUASAAN DENGAN KEPEMIMPINAN
....................................7
2.6 KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
..................................7-8
2.7 KUNCI EFEKTIF KEPEMIMPINAN
..........................................................................8
2.8 PENGARUH PERILAKU DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN .......................8-9
2.9 SIFAT-SIFAT YANG HARUS DIMILIKI SEORANG
PEMIMPIN ...........................9-11
2.10 DELAPAN WATAK PEMIMPIN JAWA
.................................................................11-14
2.11 LANGKAH-LANGKAH DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN .....................14-17
2.12 KRITERIA SEORANG PEMIMPIN
.........................................................................17
2.13 EFFECTIVE LEADERSHIP
......................................................................................18
2.14 MENGAPA BANYAK PEMIMPIN GAGAL MEMIMPIN
....................................19
BAB III PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
............................................................................................................20
3.2
SARAN .........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling
berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur
yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan
kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan
sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha
untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen.
Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) ( Siagian, 1980)
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan
dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan
personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan
manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada
kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan
personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan
perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan
melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi,
kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif,
kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam
organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta
kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud
dengan kepemimpinan?
2. Apa saja teori
karakter kepemimpinan?
3. Apa saj unsur-unsur
kepemimpinan?
4. Apa
saja keterampilan kepemimpinan.?
5. Bagaimana
langkah-langkah pengambilan keputusan?
1.3 Tujuan
1.
Menjelaskan definisi kepemimpinan
2. Menjelaskan teori karakter
3. Menjelaskan unsur-unsur
kepemimpinan
4. Menjelaskan ketermpilan
kepemimpinan
5. Menjelaskan perbedaan kekuasaan
(power) dengan kepemimpinan
6. Menjelaskan peranan kepemimpinan
dalam pengambilan keputusan
7. Mengetahui kunci efektivitas
kepemimpinan
8.
Menjelaskan pengaruh perilaku terhadap pengambilan keputusan
9. memaparkan sifat-sifat yang harus
dimiliki seorang pemimpin
10. menjelaskan delapan watak pemimpin
jawa (astabrata)
11. menjelaskan langkah-langkah dalam
pengambilan keputusan
12. Mengetahui kriteria seorang
pemimpin
13. Menjelaskan tentang effective
leadership
14. Menjelaskan mengapa banyak
pemimpin yang gagal memimpin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain atau sekelompok orang ke arah
tercapainya suatu tujuan organisasi yang telah disepakati bersama sebelumnya.
Menurut Stephen P.Robbins (2001), seorang pemimpin harus menguasai teori karakter
kepemimpinan, yaitu terori-teori yang berkaitan dengan (1) mencari karakter
kepribadian, (2) sosial, (3) fisik atau intelektual yang membedakan pemimpin
dari bukan pemimpin.
Unsur-unsur penting
kewiraswastaan/berkewirausahaan, antara lain adalah sikap mental, kepemimpinan,
manajemen, dan keterampilan. Kepemimpinan adalah salah satu unsur penting dalam
berwirausaha. Kepemimpinan yang buruk dapat membuat perusahaan bangkrut. Banyak
pemimin yang bersikap dan bermental juragan dimana anak buah dipandang sebagai
faktor produksi bukan sebagai aset. Jika anak buah dianggap sebagai faktor
produksi, maka berarti harus dieksploitasi tanpa diberikan balas jasa yang
memadai, suka dan tidak suka menjadi model dalam kepemimpinan. Bahkan,
seringkali anak buah dianggap tidak perlu dimanusiakan dan sering diancam
dengan ungkapan “jika tidak suka silahkan angkat kaki”. Kepemimpinan yang baik
bisa dicontoh dari negeri Jepang. Anak buah senantiasa dianggap sebagai aset
perusahaan sehingga di Jepang prinsipnya bekerja adalah seumur hidup.
Penghargaan terhadap tenaga kerja luar biasa sehingga pekerja atau anak buah
juga akan memberikan tenaga dan pikirannya sepenuh hati karena anak buah tidak
pernah diremehkan dan tidak dipandang sebagai faktor produksi. Anak buah
dipandang sebagai rekan kerja yang sama tingkatannya dan sebagai aset yang
tidak ternilai serta sebagai makhluk mulia yang harus dihargai dan dijunjung
tinggi perikemanusiannya.
Kepemimpinan dan
manajemen adalah dua istilah yang sering rancu. Apa perbedaan diantara keduanya?
John Kottler dari Harvard Business School berpendapat bahwa manajemen menyngkut
hal mengatasi kerumitan. Manajemen yang baik akan menghasilkan tata tertib dan
konsistensi dengan (1) menyusun rencana-rencana formal, (2) merancang struktur
organisasi yang ketat, dan (3) memantau hasil melalui perbandingan dengan
rencana. Kepemimpinan menyangkut hal mengatasi perubahan. Pemimpin menetapkan arah dengan (1) mengembangkan
suatu visi terhadap masa depan , (2) menyatukan orang dengan mengomunikasikan
visi tersebut, (3) mengihlami mereka untuk mengatasi rintangan-rintangan.
2.2 TEORI KARAKTER
Ketika Margareth
Thatcher menjadi perdana menteri Inggris, ia selalu dipilih karena
kepemimpinannya. Ia digambarkan sebagai sosok pemimpin wanita yang berkarakter
dengan ciri-ciri: (1) Percaya diri, (2)bertekad baja, (3) penuh tekad, (4)
seorang pemimpin yang tegas, bila sesuatu dikatakan benar ya memang benar dan
bila salah ya harus di bilang salah alias tidak plintat-plintut (plin-plan),
(5) karismatik, (6) antusius, dan (7) pemberani.
Istilah-istilah
tersebut menggambarkan pemimpin yang memegang atau memiliki karakter (traits) dan para pendukung Thatcher
ketika itu tidak sadar bahwa dengan menggambarkannya dalam istilah semacam itu,
mereka secara tidak sadar telah menjadi pendukung teori karakter contoh-contoh
pemimpin yang berkarakter selain Margareth Thatcher adalah (1) Nelson Mandela
(Afrika Selatan), (2) Richard Bronson (CEO Virin GROUP), (3) Steve Jobs
(pendiri apple), (4) Todd Whitman (Gubernur New Jersey), (5) KenChenault
(diretur utama American Express), (6) Mahattir Muhammad (PM Malaysia), dan Ir.
Soekarno (presiden RI pertama).
Enam karakter yang
cenderung membedakan antara pemimpin dengan bukan pemimpin. Menurut Stephen
P.Robbins (2001), yaitu (1) ambisi dan energi, (2) hasrat untuk memimpin, (3)
kejujurn dan integritas, (4) percaya diri, (5) kecerdasan, (6) pengetahuan yang
relevan dengan pekerjaannya. Kepemimpinan yang dimaksud disini adalah nilai
atau kualitas , bukan pengetahuan tentang sumber daya manusia. Pemimpin adalah
orang yang menunjukkan arah, keputusannya mantap, dan disadari oleh keyakinan
diri disertai data yang akurat.
Sepak terjang seorang
pemimpin selalu khas dan tidak lazim atau “tampil beda”. Banyak bisnis yang
didirikan mengalami kegagalan dan hanya 30 persen yang berhasil. Mengapa?
Penyebab utamanya adalah lemahnya kepemimpinan atau pemimpinnya yang gagal!
2.3 UNSUR-UNSUR
KEPEMIMPINAN
Faktor-faktor yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain sebagai berikut.
1.
Kepemimpinan
melibatkan orang lain/bawahan
Seorang
pemimpin harus dapat merangkul dan menghargai seluruh bawahannya.
2. Kepemimpinan menyangkut distribusi
kekuasaan
Pendelegasian
kekuasaan atau distribusi kekuasaan dari pemimpin kepada anak buah sesuai
dengan tingkatannya sangat mtlak diperlukan jika seorang pemimpin ingin
menjalankan fungsinya dengan efektif dan efisien.
3. Kepemimpinan menyangkut penamaan
pengaruh dalam rangka mengarahkan bawahan
Penamaan
pengaruh dari pemimpin kepada anak buah akan tercapai apabila seorang pemimpin
mampu memberikan contoh-contoh tindakan yang terpuji. Misalnya, memberikan
contoh disiplin, seorang pemimpin harus datang lebih awal dalam setiap
kesempatan, mulai dari lebih awal masuk kantor, lebih awal untuk masuk dalam
suatu rapat, atau acara-acara resmi maupun tidak resmi (formal dan nonformal).
Dengan disiplin pada acara penting itu, biasanya anak buah akan segan dan
meneladaninya.
2.4 KETERAMPILAN
MEMIMPIN
Keterampilan yang harus
dimiliki seseorang dalam memimpin adalah sebagai berikut.
1.
Technical Skills
Kemampuan
untuk melakukan dan atau memahami pekerjaan-pekerjaan yang bersifat operasional
atau teknis pekerjaan, terutama pegawai baru.
2.
Human Skills
Kemampuan
bekerjasama dengan para bawahan dan membangun tim kerja dengan pendekatan
kepada kemanusiaan. Seorang pemimpin harus belajar bagaimana melakukan
pendekatan kepada anak buah, sehingga pada saat memberikan perintah kepada
bawahan, bawahan tidak merasa diperintah.
3.
Conceptual Skills
Kemampuan
untuk menyusun konsep atau berpikir dan mengungkapkan pemikirannya. Seorang
pemimpin adalah pemegang perubahan sehingga harus memiliki konsep atau minimal
mampu merumuskan misi, visi, strategi, serta program unggulan yang jelas dan
dapat dipahami oleh seluruh bawahannya.
2.5 PERBEDAAN KEKUASAAN
(POWER) DENGAN KEPEMIMPINAN
Kekuasaan (power)
adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain, sehingga orang yang memahami,
mempertanggungjawabkan dan mampu berpegang pada kekuasaannya dia akan menjadi
pemimpin yang cerdas dan tegas.
1.
Coercive power
(kekuasaan memaksa). Dengan kekuasaan memaksanya, maka seorang pemimpin mampu
memerintah setiap anak buahnya dengan efektif.
2.
Reward power (kekuasaan
penghargaan). Dengan berbagai penghargaan yang diberikan kepada anak buahnya,
maka kekuasaan dapat dijalankan oleh pemimpin dan didukung oleh anak buahnya.
3.
Legitimate power (kekuasaan
sah). Seorang pemimpin diterima secara legalitas atau sah sehingga ia memiliki
kekuasaan. Contohnya, presiden RI terpilih secara langsung oleh 60 persen
rakyat pemilih atau dapat menjalankan kekuasaan secara legal karena memperoleh
suara di atas 50 persen plus satu.
4.
Expert power (kekuasaan
ahli). Dengan keahlian atau spesialisasinya, misalnya seorang profesor, maka
kekuasaannya bisa bisa diterima, disalurkan, dan dijalankan oleh anak buahnya
dengan baik.
5.
Referent power (kekuasaan
referensi). Dengan adanya referensi seseorang
misalnya dari raja, maka yang bersangkutan memiliki kekuasaan untuk memerintah.
2.6 KEPEMIMPINAN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan
adalah pemilihan dua alternatif atau lebih. Pengambilan keputusan perlaku
dilakukan karena adanya perbedaan antara harapan/tujuan dengan hasil yang
dicapai. Salah satu model pengambilan keputusan adalah The Optimizing Model pengambilan keputusan yang menguraikan
bagaimana individu seharusnya berperilaku untuk mencapai hasil atau keluaran
yang maksimal.
2.7 KUNCI EFEKTIF
KEPEMIMPINAN
Faktor situasional
utama (kunci) yang menentukan keefektifan suatu kepemimpinan menurut fiedler
dalam bukunya (Stephen P.Robbins, 2001), adalah sebagai berikut.
1.
Hubungan
Pemimpin-Anggota
Hubungan
yang berkaitan dengan: tingkat keyakinan, kepercayaan, dan respek bawahan
terhadap pemimpin mereka.
2. Struktur Tugas
Tingkat
penugasan pekerjaan yang diprosuderkan (yakni terstruktur dan atau tidak
terstruktur).
3. Kekuasaan Jabatan
Tingkat
pengaruh yang dimiliki seorang pemimpin yang berkaitan dengan variabel
kekuasaan, seperti mempekerjakan bawahan, mencatat bawahan, mendisiplinkan
bawahan, mempromosikan bawahan, dan menaikkan gaji bawahannya.
2.8 PENGARUH PERILAKU
TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ada empat faktor
perilaku individu yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, yaitu
sebagai berikut.
1.
Nilai-nilai
Nilai-nilai
dianggap sebagai pedoman jika seseorang menghadapi situasi di mana harus
dilakukan suatu pilihan.
2. Kepribadian
Aspek
kepribadian meliputi sikap, kepercayaan dan kebutuhan individu.
3. Kecenderungan Mengambil Risiko
Ada
yang berani dalam mengambil risiko, ada yang di tengah-tengah dan ada yang
penuh pertimbangan/kurang berani ambil risiko.
4. Disonasi Kognitif
Adanya
rasa cemas pada pengambilan keputusan terhadap akibat dari keputusan yang
diambilnya.
2.9 SIFAT-SIFAT YANG
HARUS DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN
1. Sifat-sifat yang
harus dimiliki seorang pemimpin menurut Andy Undap (1983) adalah sebagai
berikut.
1.
Pendidikan umum yang luas,
dengan pendidikan umum yang luas, maka akan mudah memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi.
2.
Kematangan mental, dengan
kematangan mental, seorang pemimpin akan dapat mengendalikan emosinya dalam
setiap tindakannya.
3.
Sifat ingin tahu, dengan
sifat ini, seorang pemimpin akan mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi.
4.
Kemampuan analistis, dengan
sifat ini, seorang pemimpin akan cepat dan cermat dalam mengambil keputusan.
5.
Daya ingat kuat, dengan
sifat ini, seorang pemimpin akan konsisten dalam mengatasi segala macam
permasalahan .
6.
Integratif/integritas (terpadu),
dengan sifat ini, seorang pemimpin akan mendekati suatu pemecahan masalah
dengan berbagai pendekatan secara terpadu.
7.
Keterampilan komunikasi, dengan
sifat ini, seorang pemimpin akan disukai oleh anak buah dan mudah membentuk
jaringan dalam bisnis.
8.
Keterampilan mendidik, dengan
sifat ini, seorang pemimpin akan meningkatkan kematangan anak buah atau akan
mendewasakan dan memberikan bekal pengetahuan kepada anak buahnya.
9.
Rasional objektif, dengan
sifat ini, seorang pemimpin objektif dalam mengatasi berbagai masalah dan
objektif dalam menilai anak buahnya.
10. Manajemen
waktu, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan
mengatur jadwal atau waktunya secara efisien.
11. Berani
mengambil risiko, dengan sifat ini, seorang pemimpin
tidak akan ragu dalam mengambil keputusan yang strategis, tentunya dengan penuh
pertimbangan dan tetap menekankan pada risiko kecil dengan keuntungan (benefit)
besar.
12. Ada
naluri prioritas, dengan sifat ini, seorang pemimpin
dapat melakukan pekerjaannya /menjadwalkan pekerjaan sesuai prioritasn tidak
sekadar memprioritaskan jadwal.
13. Efisien
dalam bertindak, dengan sifat ini, seorang pemimpin
akan selalu penuh perhitungan dalam melakukan aktivitas yang bertujuan agar
efisien dalam segala bentuk aktivitasnya.
14. Haus
informasi, dengan sifat ini, seorang pemimpin tidak
akan ketinggalan informasi atau selalu up-to-date dalam pengumpulan informasi
dan atau data untuk mendukung pengambilan keputusan.
2. Sifat-sifat seorang
pemimpin menurut Kartini Kartono (1983) adalah sebagai berikut.
1.
Tipe
karismatik. Seseorang yang memiliki daya tarik atau karisma yang luar biasa,
contohnya Ir. Soekarno.
2. Tipe paternalistis. Seperti seorang
bapak, menganggap anak buah adalah anaknya sehingga bawahan kurang diberi
kesempatan.
3. Tipe militeristis, sistem pemimpin yang
lebih cenderung memerintah atau sebagai pemberi komando terhadap anak buahnya.
4. Tipe otokratis. Kekuasaan dan paksaan
dalam memerintah anak bahnya.
5. Tipe laissez faire,. Pemimpin membiarkan
bawahannya bekerja semuanya sepanjang tujuan perusahaanatau organisasi dapat
tercapai.
6. Tipe populis. Pemimpin rakyat, berpegang
pada nilai-nilai tradisional.
7. Tipe administratif. Seorang pemimpin
yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administratif secara efektif.
8.
Tipe
demokratis. Seorang pemimpin yang menekankan tanggung jawb dan kerja sama
terhadap anak buahnya. Setiap pendapat dari bawahannya selalu diakomodasi atau
diterima dan dijadikan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan walau sekecil
apapun.
2.10 DELAPAN WATAK
PEMIMPIN JAWA (ASTABRATA)
Tugas mulia pemimpin,
yang utama adalah menciptakan kehidupan yang harmonis antara manusia, alam atau
lingkungan, dan Tuhan. Pemimpin yang baik adalah seseorang yang mampu
menerjemahkan nilai-nilai keadian dalam praktik kehidupa nyata sehari-sehari.
Orang-orang yang dipimpin harus mendapatkan rasa adil dan meningkatkan rasa
kesejahteraan lahir dan batinnya dari waktu kewaktu.
Seorang pemimpin harus
memiliki delapan watak pemimpin Jawa (Astabrata), yakni sebagai berikut.
1.
Bumi
(lemah)
Watak
bumi mengandung bahwaseorang pemimpin harus memiliki watak mampu mendorong
dirinya untuk selalu memberikan manfaat/berguna bagi sesama. Analog bahwa bumi
merupakan tempat untuk tumbuh berbagai tanaman yang berubah dan bermanfaat bagi
seluruh umat manusia yang berada di sekitarnya. Khusunya, berguna bagi yang
dipimpinnya dan lebih luas lagi, berguna bagi nusa, bangsa, negara, dan agama
bahkan bagi masyarakat dunia.
2. Api (geni)
Watak
api mengandung makna bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat api. Api
adalah energi, bukan materi. Api kecil maupun besar sangat bermanfaat, namun
api sanggup membakar materi, apa saja menjadi musnah. Api juga bisa mematangkan
apa saja. Api dalam konteks pengertian yang tidak destruktif tau merusak,
tetapi pemimpin harus memiliki sifat konstruktif atau penuh energi untung
mematangkan/mendewasakan/membangun yang dipimpinnya. Semangat berapi-api
konstruktif yang harus dimiliki pemimpin antara lain memiliki kesanggupan atau
keberanian untuk membakar atau melenyapkan berbagai hal yang menghambat dinamika
kehidupan. Misalnya, sifat angkara murka, korup, rakus, keji, bengis, menipu,
dengki, srei, dn sejenisnya.
3. Air (banyu)
Watak
air mengandung makna bahwa seorang pemimpin sharus selalu mengalir dinamis.
Memiliki watak rendah hati, andhap asor, dan santun dalam ucapan serta
tindakannya. Sifat mengalir juga diartikan bahwa pemimpin mampu
mendistribusikan atau mendelegasikan kekuasaannya agar tidak menumpuk atau
menggumapl sehingga merangsang untuk korupsi. Selain itu, seperti sifat air,
pemimpin harus selalu menunjukkan permukaan yang rata atau datar. Pemimpin
harus adil dalam menjalankan kebijakan dan arif bijaksana (memiliki sifat arif)
terkait dengan hajat hidup orang yang dipimpinnya atau anak buahnya.
4. Angin (bayu)
Watak
angin atau udara mengandung makna bahwa seorang pemimpin memiliki watak untuk
meberikan hak hidup kepada sesama atau masyarakat. Hak hidup antara lain
meliputi hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak (sandang, pangan, papan,
kesehatan, dan kesejahteraan), mengembangkan diri, mendapatkan sumber kehidupan
(pekerjaan, berpendapat, dan bererikat atau demokratis), dan mengembangkan
kebudayaan ataupun membangun budaya kerja serta mengedepankan demokrasi.
5. Angkasa (langit)
Watak
angkasa atau langit mengandung makna bahwa seorang pemimpin harus memiliki
pandangan yang luas tanpa batas, bagaikan angkasa luas. Mampu memberi pandangan
atau mendidik bagi anak buah atau orang yang dipimpinnya, menjadi juru
penerang/pengajar/guru, sekaligus menjadi sumber pengetahuan atau pemberi
inspirasi kepada yang dipmpinnya atau sumber informasi bagi masyarakat secara
keseluruhan, seperti sifat angkasa yang terbatas. Memiliki watak langit artinya
keluasan atau kelapangan hati, perasaan, dan pikiran dalam menghadapi berbagai
persoalan perusahaan, organisai, koperasi atau lebih luas lagi, persoalan
bangsa dan negara, bahkan masalah dunia. Pandangannya tidak boleh sempit,
emosional, tempramental, atau gegabah. Sabar dan bening atau jernih dalam
memberikan pelayanan kepada yang dipimpinnya atau masyarakat. Inti atau substansi
pemimpin adalah pelayan? Pemimpin jangan berwatak juragan. Yang dimaksud dengan
watak juragan adalah pemimpin cenderung bertindak sebagai penguasa yang serba
minta dilayani, selalu menguasai pihak yang dipimpin, memaksakan kehendaknya
tanpa menerima pendapat orang lain, dan selalu egois yang biasanya mengarah
otoriter.
6. Matahari (surya)
Watak
matahari mengandung makna bahwa seorang pemimpin harus mampu menjadikan
penerang kehidupan sekaligus menjadi sumber energi atau pemberi energi kepada
yang dipimpinnya atau sebagai sumber energi bagi kehidupan masyarakat secara
keseluruhn. Seperti sifat matahari yang menerangi seluruh alam semesta, dari
planet besar sampai yang kecil, yang berarti mengayomi si kaya dan si miskin
tanpa pandang bulu.
7. Bulan (candra)
Wata
bulan menganduung makna bahwa seorang pemimpin sebagaimana bulan yang memiliki
watak kelembutan dan menentramkan. Pemimpin yang bijak selalu memberikan rasa
tentram dan menjadi sinar terang dan lembut meskipun dalam suasana kegelapan.
Pemimpin harus mampu memimpin dengan berbagai kearifan sekaligus seorang
visioner (memiliki pandangan jauh kedepan), bukan memimpin dengan gaya seorang
tiran (otoriter) yang berpikiran dangkal dan picik serta maunya menang sendiri.
8. Bintang (kartika)
Watak
bintang mengandung makna bahwa seorang pemimpin bagaikan seorang bintang yang
harus dapat menjadi kompas atau panduan bagi para musafir dan nelayan. Seorang
pemimpin harus mampu menjadi orientasi (panutan) sekaligus mampu menyelami
perasaan yang dipimpinnya atau mampu memahami perasaan masyarakat yang
dipimpinnya.
Jika seorang pemimpin
senantiasa berpedoman dan berperinsipuntuk senantiasa menjalankan kedelapan
watak astabrata ini, niscaya organisasinya akan berjalan dengan smooth karena
keharmonisan antara alam san semesta selalu diupayakannya. Perlu ditegaskan
kembali bahwa tugas mulia seorang pemimpin, yang paling utama adalah
menciptakan kehidupan yang harmonis antara manusia, alam semesta, beserta
lingkungan, dan Tuhan. Pemimpin yang baik adalah seseorang yang mampu
menerjemahkan nilai-nilai keadilan dalam praktik kehidupan nyata sehari-hari
sehingga kesejahteraan umat bisa diciptakan, , tidak sekadar menjadi wacaan.
Seorang pemimpin harus mampu menjadi penyalur berkat dan rahmat bagi bagi orang
lain. Tidak elok jika seorang pemimpin hanya egois dan menyimpan rahmat serta
berkat hanya untuk dirinya sendiri dan atau keluarganya. Orang-orang yang
dipimpin harus merasakan keadilan,dan peningkatan kesejahteraan, baik lahir
maupun batin dari waktu ke waktu.
2.11 LANGKAH-LANGKAH
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Langkah-langkah dalam
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan
perlunya pengambilan keputusan.
2. Mengidentifikasi pembobotan terhadap
keputusan.
3. Mengalokasi pembobotan terhadap
kriteria.
4. Mengembangkan alternatif.
5.
Memilih
alternatif terbaik
Langkah-langkah
tersebut tentunya tidak mutlak berurutan, melainkan harus disesuaikan dengan
bobot keputusan yang akan diambilnya. Seringkali hal-hal khusus harus
dimasukkan di dalamnya, antara lain menyangkut asumsi-asumsi yang harus
dirumuskan agar alternatif-alternatif dapat lebiih banyak dimunculkan. Dengan
alternatif yang relatif lebih banyak, kemungkinan yang dievaluasi semakin
banyak pula. Pada akhirnya, keputusan dapat diambil berdasarkan berbagai
alternatif yang muncul.
Hal lain yang tidak
kalah penting dalam pengambilan suatu keputusan adalah adanyaperubahan yang
begitu cepat, sehingga seringkali begitu keputusan dijalankan terasa sudah
ketinggalan, padahal keputusan baru saja dijalankan.
|
|


![]() |
Gambar
3.11 pertimbangan dalam mengambil keputusan
Kelima unsur dalam 3.11 akan memberi kekuatan untuk
mengambil keputusan yang diakibatkan oleh adanya perubahan yang harus dihadapi
pada masa kini. Memang ada ketakutan dalam setiap pengambilan keputusan, tetapi
bertindaklah. Jika tidak bertindak , maka akan lebih rugi daripada bila tidak
bertindak sama sekali. Unsur-unsur tersebut dapat diringkas sebagai berikut.
1. Waktu merupakan komoditas yang sangat
berharga
Waktu sebagai komoditas
yang paling berharga dan mahal yang ada di dunia, bahkan dibandingkan dengan
uang sekalipun. Waktu sangat mahal dan tidak dapat diputar balik. Sebaiknya
pemimpin tidak menyiakan-niakan waktu karena peluang hanya datang sekejap waktu
dan tidak akan datang untuk kedua kalinya. Kalau peluangnya tidak dimanfaatkan,
maka sesuatu yang berharga akan hilang dari tangan Anda. Dalam waktu tingkat,
kita dapat mengirimkan miliaran email melalui dunia maya atau internet. Jadi,
waktu adalah komoditas yang sangat berharga. Pada setiap pengambilan keputusan,
semuanya menyangkut waktu semua jadwal (scheduling) yang baik akan mendapat
manfaat yang lebih besar. Di dunia yang cepet berubah, orang yang lambat dalam
mengambil keputusan adalah orang yang kalah.
2. Kompetisi
Persaingan di masa
depan adalah ilmu lawan ilmu, bukan uang lawan uang. Untuk memenangkan
persaingan di masa kini, kuncinya adalah “how to make our people learn better
and faster than our competitor”, kata T. P. Rachmat, Presiden Komisaris PT
Astra Internasional. Anak buah kita harus belajar dengan lebih baik dan cepat
dibandingkan para pesaing kita. Kompetisi juga membuat orang harus lebih
kreatif dalam menerima perubahan yang sangat cepat sekarang ini. Hukum Moore
meyatakan bahwa penemuan baru dalam teknologi bersifat kuadratis dan bukan
bersifat linier.
3. Pemanfataan informasi dan teknologi
Dalam dunia yang serba
cepat ini kita harus memanfaatkan informasi dan teknologi yang tumbuh dengan
cepat. Information is power. Kita tidak boleh gagap teknologi (Iptek). Meskipun
kemajuan ekonomi tidak merata, namun itu tidak menjadi alasan untuk tidak
menguasai teknologi. Kompetisi dimasa kini adalah teknologi lawan teknologi.
Jelaslah bahwa perusahaan yang menguasai teknologi dan informasi akan
competitive edge yang lebih tinggi. Dunia saat ini terus berubah dengan sangat
cepat. Berbagai temuan ilmiah dan teknologi terjadi hampir setiap hari. Untuk
dapat bertahan terhadap perubahan yang ada, pengetahuan yang kita miliki harus
meningkat. Peningkatan internet dan e-commerce dan juga pemakaian server dan
networking yang canggih akan sangat mengubah dunia ini.
4. Kretivitas
Informasi kini terjadi
di mana-mana dan dapat diperoleh melalui media internet, televisi, buku, dan
surat kabar (baik cetak maupun elektronik). Namun, perlu keahlian untuk
mengompilasi dan menganalisis informasi yang kita terima kemudian berfikir
kreatif bukan reaktif. Kreativitas sangat dituntut untuk memenangkan kompetesi
zaman sekarang ini. Foster dan kaplan (2001) berkata: “semua elemen yang
terdapat pada inovasi adalah kreavitas. Hanya dengan mengerti akan kreativitas,
orang dapat berjuang untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan
kinerja kita”. Dengan bantuan imajinasi, kita juga dapat mengubah informasi
yang samar-samar menjadi strategi melawan kompetitor kita dan kreativitas
menjadi sangat penting dalam merundingkan dan menyelesaikan permasalahan yang
ada.
5. Belajar terus-menerus
Bill Gates dalam
bukunya The Road Ahead, sangat menekankan proses belajar terus menerus. Dalam
dunia yang terus berubah, pendidikan adalah modal utama sesorang agar ia dapat
beradaptasi terhadap perubahan. Menurut Bill Gates, alangkah baiknya jika
setiap orang mendapatkan pendidikan adalah formal yang baik kemudian tetap
terus belajar. Mikrosoft adalah suatu contoh organisasi yang terus beradaptasi
dengan perubahan sesuai tantangan zaman. Mula-mula ia menciptakan peranti lunak
(software) berbasis windows kemudian ia masuk ke dalam bisnis network. Ia terus
melayani pasar yang berubah agar stay a head in competition and not becoming of
follower. Mikrosoft ingin selalu menjadi yang terdepan, bukan menjadi pengikut.
2.12 KRITERIA SEORANG PEMIMPIN
Burt Nanus (leaders The Strategies for Taking
Change, 2001)yang dikutip dalam tulisan P.Ari Subagyo menyebutkan dua belas
kriteria pemimpin, yaitu:
1. Menginovasi
2. Melakukan yang orisinil
3. Mengembangkan
4. Mengihlami
5. Memancarkan karisma
6. Berperspektif luas
7. Berpikir jangka panjang
8. Bertanya apa dan mengapa
9. Menyukai tantangan dan perubahan
10. Menjadi diri sendiri
11. Menciptakan anak tangga dan meletakkan
di tempat yang benar
12. Mengerjakan hal-hal yang tepat
2.13 EFFECTIVE LEADERSHIP
Seorang pemimpin yang efektif sangat dibutuhkan
dalam sebuah organisasi atau usaha. Menurut Samuel H. Tirtamihardja (2003)
dalam bukunya pemimpin adalah pemimpi (leaders are Dreamers), seorang pemimpin
yang efektif akan melakukan hal-hal berikut ini.
1. Menciptakan sebuah visi yang sesuai
untuk organisasinya
Visi yang sesuai akan
memberi arah ke mana organisasi akan di bawa. Visi perlu sesuai dengan tujuan
didirikannya organisasi atau badan usaha tersebut.
2. Memperkuat dan mendorong semua lapisan
organisasinya
Analog dengan mendorong
mobil mogok, bila seluruh tenaga atau orang dikerahkan untuk mendorong kearah
yang sama, maka mobil mogok itu dapat berjalan kembali. Namun, bila didorong
oleh mereka ke arah yang saling berlawanan satu dengan yang lain, maka mobil
itu akan diam di tempat. Implikasinya dalam dunia usaha adalah pemimpin akan
gagal bila tidak didorong oleh setiap orang ke arah yang ditentukannya.
3. Menciptakan suasana perasaan tim untuk
merasakan mana yang terpenting
Apa yang menjadi
prioritas akan mendapat tempat utama agar kita tidak membuang energi, sumber
daya, dan dana yang ada.
4. Membentuk kerja sama tim yang baik
Kerja sama tim adalah
suatu kekuatan yang luar biasa. Melalui kerja sama, hasil yang diperoleh akan
berlipat ganda.
5. Mengomunikasikan visi kepada seluruh lapisan
organisasi
Tidak ada satu mesin
penggerak pun yang perkasa, yang dapat menggerakkan suatu organisasi menuju
kesempurnaan dan kesuksesan jangka panjang daripada memiliki suatu visi masa
depan yang menarik, brharga, dan dapat dicapai yang dibagikan kepada seluruh
jajaran.
6. Menciptakan suatu momen yang tepat
(magic moment)
Pemimpin yang efektif
akan menciptakan dan mempergunakan suatu momen yang tepat untuk membuat
perubahan yang dibutuhkan oleh organisasi.
7. Menciptakan sikap yang baru dalam
perilaku organisasi
Sikap yang berpusat
pada satu tujuan, yakni sikap yang fokus akan membuat suatu organisasi suatu
organisasi atau usaha maju pesat. Jadi, fokus itu penting.
2.14 MENGAPA BANYAK PPEMIMPIN YANG GAGAL PEMIMPIN?
Kegagalan sebuah usaha, sering kali karena pemilik
perusahaan tidak mampu memimpin anak buahnya dengan baik. Mengapa banyak
pemimpin yang gagal memimpin? Menurut David L. Dotlich, peter C. Cain , dan
Jossey Bass (2003) dalam tulisan Why CEO’s Fail yang dimuat di korean suara
pembaharuan, 23 oktober 2003, pada samuel H. Tirtamihardja (2003), dalam
bukunya pemimpinya adalah pemimpi, ada sebelas penyebab utama pemimpin
mengalami kegagalan dalam memimpin, yaitu:
1. Arogansi (Arrogance)
Pemimpin merasa dirinya
paling superior dan paling benar, sehingga yang lain (anak buah) dianggapnya
salah semua. (secara harfiah artinya pemimpin yang congkak, sombong, angkuh,
dan keras kepala).
2. Melograma (melogram). Pemimpin selalu
ingin menjadi pusat perhatian.
3. Mudah berubah pendiriannya (volatility).
Pemimpin sulit di teebak, bersikap sesuai situasi (sikapnya selalu berubah
setiap saat/situasi).
4. Hati-hati yang berlebihan (exessive
caution). Pemimpin takut atau memiliki keraguan yang berlebihan dalam menga,bil
suatu keputusan /kebijakan.
5. Kebiasaan berupa ketidakpercayaan
(Habitual Distrust). Pemimpin selalu bersikap penuh curiga dan tidak percaya
kepada setiap orang (anak buahnya).
6. Menjauhkan diri dari orang lain
(Aloofness). Pemimpin sulit dihubungi (cenderung tertutup) dan sulit
berkomunikasi dengan orang lain (menjaga jarak, terutama dengan para anak
buahnya) yang berbeda pendapat atau pernah mengecewakannya.
7. Kejahatan-kenakalan (mischievousness).
Peraturan atau sistem dibuat dan ditetapkan untuk di langgar (oleh anak buah
dan dirinya sendiri) tanpa adanya tindakan yang tegas.
8. Keanehan-kesintingan (eccentricity).
Pemimpin selalu ingin tampil berbeda sehingga kdang kala dianggap aneh/nyeleneh
oleh orang lain.
9. Berdaya tahan pasif (passive
resistance). Pemimpn tidak yakin dengan apa yang dikatakan dan atau apa yang telah
diucapkan harus dipertahankan.
10. Perfeksionisme atau terlalu ingin
segalanya sempurna (perfecsionism). Pemimpin menganggap kebanyakan atau
mayoritas tindakan anak buahnya salah, hanya sedikit yang dianggap nya benar.
Ia selalu mencari kambing hitam bil terjadi kesalahan, meskipun kesalahannya
sebenarnya adalah kesalahan yang dilakukan oleh dirinya sendiri.
11. Hasrat-keinginan untuk menyenngkan
hatinya sendiri (eagerness to please). Pemimpin mengejar popularitas semata
dalam setiap situasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemimpin adalah seseorang yang melaksanakan
beberapa hal yang benar atau sering disebut “people who do the right thing”. Sementara
manajer adalah seseorang yang harus melaksanakan sesuatu secara benar atau
disebut “people who do things right”. Kepemimpinan seseorang dalam sebuah
organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga
membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah
satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat
keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
3.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kami
sangat membutuhkan saran agar makalah kami akan lebih baik lagi dari
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Leonardus
saiman. 2012. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Alma,
Buchari. 2005. Kewirausahaan: Panduan Perkuliahan. Bandung:
Alfabeta.
Alma,
Buchari. 2005. Kewirausahaan: untuk mahasiswa dan umum. Bandung:
Alfabeta.
0 komentar:
Posting Komentar